Sifat koligatif larutan
adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah
dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang
mengalami:
- Penurunan tekanan uap jenuh
- Kenaikan titik didih
- Penurunan titik beku
- Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan
ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel
dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak
terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas
sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Penurunan
Tekanan Uap Jenuh
Pada setiap suhu,
zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu.
Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu
zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan
karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga
kecepatan penguapan berkurang.
Gambaran penurunan tekanan uap
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p : tekanan
uap jenuh larutan
po : tekanan uap jenuh pelarut
murni
XB : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB
= 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po .
XA
Po – P = Po .
XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP : penuruman tekanan
uap jenuh pelarut
po : tekanan uap
pelarut murni
XA : fraksi mol zat
terlarut
Contoh :
Hitunglah penurunan tekanan uap
jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air !
Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
Kenaikan
Titik Didih
Adanya penurunan tekanan uap jenuh
mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
ΔTb = m . Kb
keterangan:
ΔTb = kenaikan titik
didih (oC)
m =
molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan
titik didihmolal
(W menyatakan massa zat terlarut),
maka kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai:
Apabila pelarutnya air dan tekanan
udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai :
Tb = (100 + ΔTb)
oC
Penurunan
Titik Beku
Untuk penurunan titik beku
persamaannya dinyatakan sebagai:
ΔTf = penurunan titik
beku
m =
molalitas larutan
Kf = tetapan
penurunan titik beku molal
W = massa zat
terlarut
Mr = massa molekul relatif
zat terlarut
p =
massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan
udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O – ΔTf)oC
Tekanan
Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan yang
diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul
pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis)
seperti ditunjukkan pada.
Menurut Van’t hoff tekanan osmosis
mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmosis = Π , maka :
π° = tekanan osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
Tekanan osmosis
- Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah
dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang
lain disebut larutan Hipertonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut
Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya
mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan
larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan
non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Contoh :
Larutan 0.5 molal glukosa
dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.
- Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel
(konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
- Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq)
+ Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya
menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari
keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat
ionisasi ini dinyatakan sebagai :
α° = jumlah mol zat yang
terionisasi/jumlah mol zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga
derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya
berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka
larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya.
- Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai :
n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
- Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :
- Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai :
π° = C R T [1+ α(n-1)]
Contoh :
Hitunglah kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250
gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)
Jawab :
Larutan garam dapur,
Catatan:
Jika di dalam soal tidak diberi
keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa
larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap
1.
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya
tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung dari jenis
zat terlarut.
Dengan
mempelajari sifat koligatif larutan, akan menambah pengetahuan kita tentang
gejala-gejala di alam, dan dapat di manfaatkan untuk kehidupan, misalnya:
mencairkan salju di jalan raya, menggunakan obat tetes mata atau cairan infuse,
mendapatkan air murni dari air laut, menentukan massa molekul relative zat
terlarut dalam larutan, dan masih banyak lagi.
Yang
tergolong sifat koligatif larutan adalah: penurunan tekanan uap, kenaikan
titik didih,
penurunan titik beku dan tekanan Osmotik dari
larutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar