Selasa, 27 Maret 2012

sifat kelarutan senyawa organik

SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kata organik merupakan istilah yang digunakan pada awal perkembangan ilmu kimia yang ditandai dengan adanya pengelompokan senyawa-senyawa kimia menjadi dua golongan besar, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.
Senyawa organik yang merupakan satu golongan besar senyawa yang dikaji secara khusus dalam kimia organik, banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu senyawa organik adalah hidrokarbon.
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.
Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik.
Nama “organik” merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis vitalis – life-force.
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Golongan senyawa ini amat penting peranannya dalam abad teknologi ini. Karena begitu banyak produk yang dapat diturunkannya.
Dua sumber utama hidrokarbon adalah minyak bumi dan gas alam serta batu bara. Minyak bumi adalah campuran senyawa yang kompleks terutama dari hidrokarbon alifatik, hidrokarbon aromatik terutama diperoleh dari batubara.
Dalam senyawa hidrokarbon juga terdapat gugus fungsi. Masing-masing gugus fungsi dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia senyawa hidrokarbon tersebut.


BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Dasar Teori
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang.
Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyama organik maupun anorganik.
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang molekulnya tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen. Ada tiga golongan senyawa yang termasuk hidrokarbon, yaitu hidrokarbon alifatik (alkana, alkena dan alkuna), hidrokarbon alisiklik (silkloalkana dan siklohalkena) dan hidrokarbon aromatik (benzena dan turunannya).
Gugus fungsional adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip.
Kita mulai dengan klasifikasi hidrokarbon yang merupakan senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen. Sedangkan senyawa karbon lainnya dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon. Hidrokarbon masih dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: hidrokarbon alifatik, termasuk di dalamnya adalah yang berantai lurus, yang berantai cabang, dan rantai melingkar, dan kelompok kedua, hidrokarbon aromatik yang mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.
Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon; dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua karbon-karbon atau ikatan rangkap tiga.
Senyawa hidrokarbon terdiri atas karbon dan hidrogen. Bagian dari ilmu kimia yang membahas senyawa hidrokarbon disebut kimia karbon. Dulu ilmu kimia karbon disebut kimia organik, karena senyawa-senyawanya dianggap hanya dapat diperoleh dari tubuh makhluk hidup dan tidak dapat disintesis dalam pabrik. Akan tetapi sejaka Friedrich Wohler pada tahun 1928 berhasil mensintesis urea (suatu senyawa yang terdapat dalam air seni) dari senyawa anorganik, amonium sianat dengan jalan memanaskan amonium sianat tersebut.
O
||
NH4+ + CNO- H2N – C – NH2
Begitu keberhasilan Wohler diketahui, banyaklah sarjana lain yang mencoba membuat senyawa karbon dari senyawa anorganik. Lambat laun teori tentang daya hidup hilang dan orang hanya menggunakan kimia organik sebagai nama saja tanpa disesuaikan dengan arti yang sesungguhnya. Sejaka saat itu banyak senyawa karbon berhasil disintesis dan hingga sekarang lebih dari 2 juta senyawa karbon dikenal orang dan terus bertambah setiap harinya.
Selain perbedaan jumlah yang sangat mencolok yang menyebabkan kimia karbon dibicarakan secara tersendiri , karena memang terdapat perbedaan yang sangat besar antara senyawa karbon dan senyawa anorganik seperti yang dituliskan berikut ini.
Senyawa karbon Senyawa anorganik
• membentuk ikatan kovalen
• dapat membentuk rantai karbon
• non elektrolit
• reaksi berlangsung lambat
• titik didih dan titik lebur rendah
• larut dalam pelarut organik • membentuk ikatan ion
• tidak dapat membentuk rantai karbon
• elektrolit
• reaksi berlangsung cepat
• titik didih dan titik lebur tinggi
• larut dalam pelarut pengion
Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak pelumas, dan aspal.
ü
Alkohol
Metanol atau metil alkohol, CH3OH adalah anggota keluarga alkohol yang paling sederhana. Walaupun demikian etanol, CH3CH2OH lebih sering dikenal sebagai anti septik, pelarut obat-obatan, zat kimia dan pengawet. Etanol adalah cairan jernih yang bersifat menarik air baunya khas, warna nyalanya biru.
H R R
R – C – OH R – C – OH R – C – OH
H H R
Alkohol Primer Alkohol Sekunder Alkohol Tersier
Berdasarkan struktur kerangka karbonya, alkohol dibagi menjadi alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Kereaktifan ketiga jenis alkohol tersebut terhadap pereaksi sangat berbeda, misalnya dalam reaksi oksidasi, semua jenis alkohol dapat melepas air (dehidrasi) menghasilkan alkena apabila dipanaskan dengan zat penarik air seperti H2SO4 pekat oksidasi dan dehidrasi alkohol adalah reaksi penting dalam biokimia, misalnya dalam metabolisme karbohidrat dan lipid serta sentesis lipid.
Etilena glikol dan gliserol (gliserin) adalah contoh alkoholyang mempunyai lebih dati satu gugus hidroksil, – OH. Etilena glikol adalah bahan pendingin dalam radiator mobil sedangkan gliserol dijimpai dalam pembuatan sabun dari lemak dan minyak.
CH2 – CH2 CH2 – CH – CH2
OH OH OH OH OH
Etilena Glikol Gliserol
ü
Fenol
Dipandang dari strukturnya, fenol mirip engan alkohol. Namun, sifatnya sangat berbeda. Sebenarnya fenol adalah nama kelompok senyawa yang memiliki gugus –OH melekat langsung pada cincin aromatik, tetapi nama ini digunakan pula untuk anggotanya yang paling sederhana, C6H5OH. Kebanyakan fenol berbau tajam dan dapat di asosiasikan dengan desinfektan. Bahan yang mengandung campuran kompleks dari keluarga fenol, antara lain o-benzil-p-klorofenol. Fenol dalam larutan pekat sangat beracun bagi semua jenis sel. Senyawa ini dapat menimbulkan luka bakar.
Fenol berlaku sebagai asam lemah (lebih lemah dari asam karboksilat), sehingga debgan basa dapat menghasilkan garam yang disebut fenoksida. Fenol dapat juga menghasilkan ester.
Suatu sifat fenol yang khas ialah warna yang ditimbulkannya dengan besi (III) klorida (FeCl3), tetapi warna itu berlainan untuk masing-masing jenis fenol. Atom H pada cincin fenol lebih mudah diganti dibanding pada benzena. Sehingga fenol dengan air brom yang cukup, segera membentuk endapan putih tribromofenol. Reaksi ini juga dapat digunakan untuk menguji adanya fenol.
ü
Asam karboksilat
Asam karboksilat adalah asam lemak, karena itu hanya sedikit mengurai dalam air memberikan H+ dan anion karboksilat. Salah satu anggota keluarga asam karboksilat, yaitu asam asetat. Asam asetat adalah cairan jernih berbau sangat asam dan umumnya digunakan sebagai larutan cuka asam. Asam asetat kadarnya 100% pada suhu 16,6 0C akan membeku menjadi kristal yang menyerupai es, dalam keadaan ini disebut juga cuka es.
Di alam dijumpai pula asam format, atau sam semut, HCOOH. Asam format yang murni juga merupakan cairan tak berwarna dan berbau menyengat, serta terasa perih bila terkena kulit. Senyawa ini larut dalam air, alkohol dan eter pada segala perbandingan. Di laboratorium anda dapt mensintesisnya dengan mengoksidasi metanol atau dengan menghidrolisis klorofrom dengan hidroksida encer. Asam format mudah dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, dan mudah mereduksi kalium permanganat. Apabila raksa (II) oksida dikocok dengan asam format, maka sebagian melarut sebagai raksa (II) format. Reaksi ini dapat digunakan sebagai uji kualitatif untuk asam format.
Berlawanan dengan asam karboksilat, ester yang merupakan turunan asam karboksilat mempunyai bau dan rasa sedap, sering diasosiasikan dengan buah-buahan dan bunga. Pengesteran asam karboksilat dengan suatu alkohol adalah reaksi yang dpat balik. Umumnya hanya 60-70% ester terbentuk pada kesetimbangan.
2.2. Karakteristik Bahan Yang Digunakan
ü
Benzena
Senyawa aromatis yang paling sederhana dan berasal dari batu bara dan minyak bumi. Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam kebanyakan pelarut organik, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna (karena kadar C tinggi).
Pengunaan Benzena :
• Dahulu sebagai bahan bakar motor
• Pelarut untuk banyak zat
• Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, detergen, insektisida, anhidrida asam maleat, dsb
ü
Alkohol
Alkohol : tersusun dari unsur C, H, dan O. Struktur alkohol : R-OH primer, sekunder dan tersier
Sifat fisika alkohol :
• Titik didh alkohol > Titik didh alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78oC, etena = -88,6oC).
• Umumnya membentuk ikatan hydrogen.
• Berat jenis alkohol > Berat Jenis alkena.
• Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (=polar).
Penggunaan Alkohol :
• Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil, sintesis formaldehid, metilamina, metilklorida, metilsalisilat, dll
• Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 % sebagai antiseptik, sebagai pengawet, dan sintesis eter, koloroform, dll.

Kelarutan sering digunakan dalam beberapa faham. Kelarutan menyatakan pengertian secara kualitatif dari proses larutan (Petruci,1987). Kelarutan juga di gunakan secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi dari larutan. Suatu larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi (Keenan,1986).
Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut tetapi banyak juga yang sedikit larut.
Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada (Keenan,1986) :
Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.
Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.
Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.
Pengendapan merupakan metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu sample menjadi komponen-komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru endapan padat (R.A. Day, Jr,1992).
Pengujian mengenai kelarutan ini banyak digunakan untuk produk-produk instan seperti jahe instan, kopi instan, serta dapat pula digunakan untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh menunjukkan kelarutan yang meningkat pula.
           
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
Gelas Ukur Pipet Tetes
Tabung Reaksi Gelas Kimia
- Sikloheksana - CCl4
- Bromida - Kertas Lakmus
- Toulena - Etanol
- HNO3 (pekat) - Larutan Benzena
- Nitrobenzena - Asam Sulfat
3.2. Prosudur Kerja
A. Hidrokarbon
1. Sifat Fisik Hidrokarbon
- Memasukkan masing-masing dalam tabung reaksi yang bersih dan kering
- Menambahkan 10 tetes air pada masing-masing tabung reaksi
- Mengocok dan memperhatikan yang terjadi
- engulangi percobaan tapi air digantikan dengan n-heksan
- Mengocok dan memperhatikan yang terjadi
2. Reaksi dengan KmnO4
- Masing-masing memasukan dalam tabung berisi 2 ml etanol
- Menambahkan 2 tetes KMnO4 2%
- Membiarkan beberapa menit
- Mengamati
B. Benzena
- Memasukan dalam tabung reaksi
- Mendinginkan dibawah air kran
- Menambahkan 1 ml lartan Benzena
- Mengokocok
- Menuangkan dalam gelas kimia berisi air
C. Alkohol
- Memperhatikan kelarutan
- Menambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat
- Menambahkan beberapa butir kalsium atau natrium dikromat
- Memanaskan
- Memcatat bau yang terbentuk
- Memasukan dalam tabung rx
- Menambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat
- Kocok
- Memanaskan diatas penangas air
- Menuangkan dalam air
- Mengamati
- Memasukan dalam tabung rx
- Menambahkan kristal kalsium hidrogen sulfat
- Sebayak 2x gliserol
- Memanaskan
- Memamsukan dalam tabung reaksi
- Menambahkan beberapa tetes amil alkohol sambil di aduk
- Mengamati kelarutan alkohol dalam air
- Memasukan dalam tabung rx
- Menambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat
-
- Menaruh dalam air yang mendidih selama 10 menit
- Menuangkan kedalam geals kimia berisi air
- Mengamati bau
D. Fenol
- Memasukan dalam tabung rx berisi air
- Mengocok
- Mengamati kelarutannya
- Membiarkan
- Memanaskan
- Mengocok
- Membagi dua
- + larutan NaOH tetes demi tetes - Mengencerkan
- Membagi dua
- + larutan FeCl3 - + air Brom
- + HCl
E. Asam Karboksilat
a. Asam Format
- Menambahkan larutan NH4OH
- Mengocok sampai bau amoniak tercium
- Mendidihkan 2-3menit
- Mendinginkan
- Menambahkan larutan AgNO3
- Memanaskan
b. Asam Asetat
- Menambahkan beberapa tetes asam asetat pekat
- menambahkan Kalium permanganat secukupnya
- Memanaskan
- Mengamati
F. Uji Kelarutan
- Memasukan dalam tabung rx
- Menambahkan 5 tetes senyawa yang kelarutannya akan diuji
- Mengaduk
- Menguji dengan H2SO4 dalam tabung rx
BAB IV
HASIL PENGEMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
A. Hidrokarbon
1. Sifat Fisik Hidrokarbon
Contoh Kelarutan dalam
Air n-heksan
Sikloheksana Tidak larut Larut
Toluena Tidak larut larut
2. Reaksi dengan KmnO4
Contoh Pengamatan
Bereaksi dalam 1 menit Tanda adanya reaksi
Sikloheksana Ya Warna ungu menjadi warna coklat
Toluena Tidak Warna ungu menjadi warna coklat
B. Benzena
1. Tuliskan persamaan reaksi nitrasi :
Jawab : C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
2. Apa yang teramati bila benzena ditambahkan berlebih dan apabila panas reaksinya terlalu tinggi?
Jawab : Bila benzena ditambahkan berlebih (3 ml) sedikit benzena terapung diatas air. Ya, panas. Larutan tersebut terlalu tinggi dengan reaksi.
C. Alkohol
1. Bagaimana kelarutan etanol dalam air?
Jawab : Etanol dapat larut dalam air dalam waktu yang agak lama.
2. Pembuatan asetaldehida
Tuliskan persamaan reaksi pembuatan asetaldehida, bagaimana baunya?
Jawab : C2H5OH + O2 C2H4O2 + H2O
3. Pembuatan etil asetat
Tuliskan mekanisme reaksi yang terjadi, bagaimana baunya?
Jawab : CH3 – CH2OH + CH3COOH CH3C – O – CH2CH3 + H2O
O
Seperti bau balon pipa
4. Bagaimana kelarutan gliserol dalam segala perbandingan dengan air?
Jawab : Larut dalam segala perbandingan
D. Fenol
1. bagaimana bau zat tersebut? Gambarkan struktrunya!
Jawab : Menyengat
2. Bagaimana kelarutan dalam air dan sampai penambahan beberapa fenol tetap larut dalam air?
Jawab : larut dalam air, sampai penambahan ke-6 terjadi 2 lapisan. Fenol mengapung pada bagian atas larutan. Ketika dikocok terjadi perubahan warna putih susu.
3. Tuliskan persamaan reaksi pembentukan natrium fenolat?
Jawab : C6H5OH + NaOH C6H5ONa + H2O
E. Asam Karboksilat, (Asam format, HCOOH)
1. Bagaimana bau zat ini dan kelarutannya dalam air?
Jawab : Baunya menyengat, asam karboksilat larut dalam air.
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi hingga terbentuk endapan logam perak yang berwarna hitam!:
Jawab : HCOOH + NH4OH HCOONH4 + H2O
HCOOH + AgNO3 AgCOOH hitam + NH4NO3
3. Apa yang terjadi jika asam format direaksikan dengan HgCl2 dan tuliskan persamaan reaksinya?
Jawab : Adanya perubahan larutan terdapat endapan putih
4. Tuliskan mekanisme reaksi yang terjadi dan amati pula reduksi dari ion permanganat!
Jawab : HCOOH + KMnO4 HCOOK + HMnO4
F. Uji Kelarutan
Jenis senyawa senyawa H2O NaOH 2 M NaHCO3 jenuh HCl 1 M H2SO4
Alkana Heksana Tak larut Tak ada gas Tak larut Tak larut Tak larut
Etanol Etanol Larut Larut ada gas Larut Tak larut Tak larut
Asetal
dehida Asetal
dehida Tak larut Tak larut ada gas Tak larut Larut Larut
Aseton Aseton Tak larut Larut tak ada gas Larut Larut Tak larut
4.2. Pembahasan
Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak pelumas, dan aspal. Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.
Pada percobaan ini kita akan menguji sifat kimia dan fisika dari hidrokarbon baik yang memiliki gugus fungsi ataupun tidak.
Sifat Fisik Hidrokarbon
Dalam menentukan sifat fisik dari hidrokarbon kita mengunakan air dan n-heksan untuk mengujinya dan hidrokarbon yang akan diuji adalah sikloheksana dan toluena sebagai perwakilan.
Kita mengambil 10 tetes sikloheksana dan toluena. Masing-masing kita masukan dalam tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi kita menambahkan 10 tetes air. Sikloheksana dan toluena tidak larut dalam air. Lalu kita mengambil kembali 10 tetes silkoheksana dan toluena. Memasukan masing-masing dalam tabung reaksi. Menambahkan 10 tetes n-heksan. Sikloheksana dan toluena larut dalam n-heksan. Karena n-heksan bersifat non polar sehingga sikloheksana dan toluena larut dalam n-heksan dan sikloheksana dan toluena bersifat non polar sedangkan air bersifat polar sehingga tidak larut dalam air.
Senyawa organik yang bersifat non polar bisa larut dalam pelarut non polar. Dan senyawa yang bersifat polar hanya bisa larut dalam pelarut polar juga. Jadi sikloheksana dan toluena tidak bisa larut dalam pelarut polar dan hanya bisa larut dalam pelarut non polar. Untuk melarutkan sikloheksana dan toluena harus menggunakan pelarut non polar.
Reaksi dengan KMnO4
Dalam reaksi dengan KMnO4 kita menggunakan sampel yaitu sikloheksana dan toluena. Mengambil 6 tetes sikloheksana dan toluena dan memasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda. Menambahkan 2 ml etil alkohol sebagai pelarut. Menambahkan 2 tetes KMnO4 2%. Dalam 1 menit sikloheksana terjadi reaksi dengan ditandai adanya perubahan warna dari ungu menjadi coklat. Tapi untuk toluena membutuhkan waktu yang lebih dari 1 menit untuk dapat bereaksi dengan KMnO4.
Karena sikloheksana lebih reaktif dibandingkan dengan toluena dan struktur hidrokarbon alisiklik kurang stabil dibandingkan dengan hidrokarbon aromatik. Jadi sikloheksana kurang stabil dibandingkan dengan toluena sehingga untuk bereaksi dengan KMnO4 dibutuhkan waktu yang lebih lama.
Benzena
Mencampurkan 1 ml HNO3 pekat dengan 2 ml H2SO4 pekat dalam tabung reaksi. Mendinginkan tabung reaksi di bawah air kran yang mengalir. Karena antara HNO3 pekat dengan H2SO4 pekat dereaksikan akan sangat panas. Menambahkan 1 ml benzena dan dikocok dengan teliti. Memasukkan campuran tadi ke dalam gelas kimia yang berisi air kira-kira 200 ml. Terbentuk minyak kuning yang kental dan mengendap pada dasar gelas kimia.
Menambahkan benzena secara berlebih dan sebagian dari benzena terapung diatas air. Karena senyawa yang akan bereaksi dengan benzena tidak mampu lagi untuk bereaksi.
Alkohol
Melarutkan etanol dalam air sedikit demi sedikit meneteskan etanol pada air. Etanol larut dalam air meskipun memerlukan waktu yang cukup lama. Karena dalam etanol terjadi ikatan hidrogen.
Memipet 1 ml etanol ke dalam tabung reksi dan menambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat dan beberapa butir natrium dikromat. Kemudian kita memanaskan larutan tersebut.
Memipet 1 ml etanol dan menambbahkan dengan 1 ml asam asetat dalam tabung reaksi. Menambahkan beberapa tetes H2SO4 , kemudian kita mengocok dan memanaskan diatas penangas air selama 10 menit. Kemudian menuangkan dalam gelas kimia yang telah berisi air. Dalam hal ini yang terbentuk adalah etil asetat dan terdapat bau yang sangat khas.
Fenol
Memgambil 2 ml air dan memasukkan dalam tabung reaksi. Menambahkan kristal fenol sedikit demi sedikit sambil mengocok setiap kali penambahan dan mengamati yang terjadi. Mula-mula fenol larut dalam air tapi setelah penambahan fenol yang ke-6 fenol tidak larut dalam air dan membentuk dua lapisan. Yang lapisan bagian bawah adalah larutan antara fenol dan air. Dan fenol yang lain mengapung pada bagian atas. Hal itu karena air telah jenuh sehingga tidak mau lagi bereaksi dengan fenol. Dan setelah dikocok terjadi perubahan warna menjadi putih susu.
Mengambil 2 ml etanol ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan tetes demi tetes NaOH. Fenol larut dengan NaOH dan membentuk natrium fenolat.
Asam Karboksilat
Dalam hal ini kita menggunakan asam format. Mengambil beberapa tetes dan melarutkan dalam air. Asam format larut dalam air dan memiliki bau yang sangat menyengat. Asam format dapat larut dalam air karena asam format memiliki gugus hidroksil, -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan air. Sehingga asam format yang bersifat non polar dapat larut dalam air. Bau yang menyengat merupakan sifat fisik dari asam format.
Memipet beberapa tetes asam format dalam tabung reaksi. Menambahkan NH4OH secukupnya kemudian dikocok. Menghasilkan bau yang sangat khas. Artinya asam format bereaksi dengan NH4OH. Kemudian kita panaskan diatas penangas air sehingga kelebihan amoniak akan hilang dan menghasilkan kembli asam format. Menambahkan AgNO3 secukupnya. Setelah direaksikan dengan AgNO3 terdapat endapan putih tetapi setelah dipanaskan menjadi endapan hitam.
Mengambil ml HgCl2 dan menambahkan beberapa tetes asam format dan kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan adanya perubahan larutan dan menghasilkan endapan putih.
Memipet ml H2SO4 encer dan menambahkan beberapa tetes asam format. Kemudian menmbhakn KMnO4. Menghasilkan warna merah jambu. H2SO4 hanya sebagai katalis.
Uji Kelarutan
Memasukan 2 ml pereaksi kedalam tabung reaksi dan menambahkan 5 tetes senyawa yang akan diuji. Untuk alkohol yaitu etanol larut dalam air karena etanol mengandung gugus hidroksil sehingga dapat bereaksi dengan air dan karena adanya ikatan hidrogen. Untuk aldehid yaitu asetal dehid tidak larut dalam air, begitu pula untuk aseton yang tidak larut dalam air tapi untuk asam karboksilat dapat larut dalam air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar